Langsung ke konten utama

Semarang on Christmast Day: Memory on Des 25, '14


nemu temen baru... ;-)
Traveling pakai kendaraan pribadi itu udah biasa, yang luar biasa kalau traveling pakai kendaraan umum dan lebih amazing­-nya lagi, kita belum pernah menapakkan kaki di tempat tersebut. Sekali-kali keluar dari zona nyaman kenapa tidak :D

Sebenarnya, perjalanan ini udah tahun kemarin waktu tanggal 25 Desember 2014. Tapi, baru bisa bagi pengalamannya sekarang :D Waktu itu kita mengunjungi tiga tempat, yaitu Kota Lama, Lawang Sewu, dan Klenteng Sam Poo Kong. Kalau aku pribadi, untuk ke Semarang,  ini bukan pertama kali, sudah berkali-kali. Yang buat jadi pertama kali adalah ini pakai kendaraan umum. Biasanya rombongan gitu, jadi gak ikutan mikir rute. Terserah sopirnya mau bawa ke mana. Untuk itulah perjalanan kali ini wajib mengandalkan GPS atau tanya ke orang biar kita gak tersesat :D

Dari Kartasura ke Semarang, kita turun di terminal Terboyo. Wisata terdekat dari sini yaitu Kota Lama. Buat temen-temen yang traveling ke Semarang pakai kendaraan umum, untuk ke Kota Lama dari Terboyo kita sarankan naik BRT (semacam trans Jogja/BST kalo di Solo), karena relatif lebih murah dan nyaman. Selain itu BRT ini ada di bagian dalam terminal jadi mudah nyari bus yang mau ke Kota Lama.

Di Kota Lama, kita akan disuguhkan dengan bangunan-bangunan kuno peninggalan Belanda dulu. Jadi tidak heran kalau kawasan Kota Lama juga dijuluki dengan Little Netherland. Waktu menapakkan kaki di Kota Lama, kata pertama yang muncul adalah “Wow, serasa di Eropa.” Walaupun belum pernah ke sana. Hehe. Bangunan dan arsitekturnya seakan mengatakan “Welcome to Netherland”, karena memang bangunan-bangunan tempo dulu masih kokoh berdiri. Seperti G.P.I.B Immanuel atau yang lebih dikenal dengan Gereja Blenduk, Stasiun Tawang, Polder Air Tawang, Pabrik Rokok Praoe Lajar (Prau Layar), Gedung Asuransi Jiwa Sraya, dan masih banyak yang lainnya.  

Masyarakat menyebut Gereja Blenduk karena bentuk kubah yang mblenduk (menonjol ke atas). Gereja ini berumur lebih dari 200 tahun, karena dibangun kira2 tahun 1753. Stasiun Tawang sendiri dibangun oleh NIS (Nederlandsche Indische Spoorweg Maatscharij), yang diresmikan oleh Gubenur Jenderal Hindia Belanda bernama Baron Sloet Van De Beele. Kalau Polder Air Tawang, fungsinya adalah untuk mengalirkan air ke laut yang tujuannya untuk mengurangi rob di kawasan Kota Lama. Dan meskipun Rokok Praoe Lajar tidak begitu ramai terdengar di pasaran, tapi pabrik rokok ini ternyata masih beroprasi sampai sekarang.  Satu hal lagi, kawasan ini wajib dikunjungi!

Setelah dari Kota Lama kita menuju Lawang Sewu (Pintu Seribu) dan masih naik BRT. Dinamakan Lawang Sewu karena bangunan ini memiliki banyak pintu. Untuk penyebutan yang lebih sederhana dan mudah diingat maka dinamakan Lawang Sewu. Untuk masuk Lawang Sewu, kita akan kena biaya tiket Rp 10.000,- untuk dewasa, Rp 5.000,- untuk pelajar dan Rp 3.000,- untuk  anak-anak. Lawang Sewu letaknya sangat strategis karena berada di samping area Tugu Muda. Jadi, gampang cari rutenya.

The last trip is Sam Poo Kong. Ke Sam Poo Kong lumayan butuh perjuangan karena kita tidak dimanjakan lagi oleh BRT. Belum ada rute BRT yang sampai Sam Poo Kong soalnya (waktu itu, mungkin sekarang sudah ada). Untuk perjalanan dari Lawang Sewu ke Sam Poo Kong yang pakai fasilitas kendaraan umum, temen-temen bisa naik bus sampai Rumah Sakit Dr. Karyadi, setelah itu ganti angkot dua kali baru sampai Sam Poo Kong. Tapi, kita berdua memutuskan untuk jalan kaki dari Lawang Sewu ke RS Dr. Karyadi. The real adventure is beginning.

Kawasan Klenteng Sam Poo Kong
Lumayan jauh juga sebenarnya kalau ditempuh dengan jalan kaki. Mungkin ada 2 sampai 3 kilo. Tapi tenang saja, sepanjang jalan kita akan disuguhkan dengan kios-kios penjual bunga dan tanaman hias. Bikin perjalanan jadi tidak membosankan. Sampai di RS Dr. Karyadi kita mencari angkot yang sampai ke Sam Poo Kong. Dari sini kita akan naik angkot warna orange. Ini sungguh di luar prediksi karena ternyata bapak sopir angkotnya nawarin untuk nganter kita sampai Sam Poo Kong. Langsung kita sambut tawaran bapak, karena itu akan mempermudah perjalanan kita dan tidak perlu ganti angkot lagi. Dan ini serasa menyewa mobil karena penumpangnya cuma kita berdua.

Sampailah kita di Sam Poo Kong. Untuk tiket masuk, kita hanya perlu membayar Rp 3.000,-. Di Sam Poo Kong kita akan disuguhkan dengan sekitar 6 bangunan gaya khas Cina, termasuk di sana ada klenteng juga. Jadi kalau temen-temen berada di sana serasa ada di Tiongkok rasa Semarang :D

Dulu waktu Panglima Zheng He ke Semarang, tempat ini (area klenteng) adalah laut. Jadi tidak heran kalau di area klenteng ini jangkar dari Panglima Zheng He masih ada. Gua tempat istirahat Panglima Zheng He pun sewaktu mendarat dari Cina juga masih ada. Setidaknya itu yang dikatakan oleh petugas di Klenteng ini. 

Nah, buat temen-temen yang pengen wisata sejarah, Semarang adalah kota yang wajib dikunjungi untuk melihat sejarah negeri ini. Eits, jangan lupa juga untuk mengabadikan setiap moment perjalanan guys.

#salam gembel traveler \\//
doc travel Des.2014 
Masih di Kawasan Kota Lama
Patung Panglima Zheng He 




Kawasan Lawang Sewu

Awan Tebal Menggantung di Jantung Semarang Kala Itu
 
Polder Air Tawang

Komentar

  1. wuiichh.. keren mbak! postingannya.

    salam kenal

    BalasHapus
  2. Kerennya Pengen juga skali-skali kunjungi kota-kota lain di indonesia

    BalasHapus
  3. Wah pas banget :D saya juga orang Kendal sering juga mampir ke daerah Semarang..
    salam kenal mbak :)
    mampir ke bLogku ya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cie org Kendal jga... #sama.. :-D
      Oke,siap ke TKP..
      Btw nama blognya apa?

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aurora: Gadis Kecil dari Surga

Waktu itu antara bulan Oktober November 2015 (lupa tepatnya kapan), aku diajak temen –mb Ana- nengokin anak temannya yang sedang sakit di RS Dr. Moewardi Solo. Anak yang sakit itu sebut saja namanya Aurora, dia berindikasi memiliki leukimia. Umurnya masih balita, kira-kira tiga tahun. Badannya kurus, karena dia sulit diajak makan. Hari Jum’at itu, yaitu hari di mana kita nengok ke sana dia sedang membutuhkan transfusi darah 5 kantong, dan yang ia butuhkan adalah golongan darah B. Di PMI kebetulan stoknya tidak ada. Sebenarnya golongan darah ayahnya Aurora sama, tetapi karena kondisi fisik yang tidak memungkinkan, ia tidak diperkenankan untuk mendonorkan darahnya. Lalu dengan segala usaha, orangtuanya mencari siapa kira-kira dermawan yang rela mendonorkan darahnya. Ayahnya menghubungi beberapa temennya, yang mungkin bisa membantu anaknya. Mungkin ada 2 atau 3 temannya yang sudah mendonorkan darah ke PMI. Tapi sayang, ketika itu setelah sholat Jum’at ayahnya menanyakan darah yang

Guide Me All The Way

Segala sesuatu yang kita miliki di dunia memang tidak ada yang abadi. Semuanya hanya sementara. " Not to take anything for granted, always try to remember it ." Apa yang kita punya dan kita miliki sekarang this all will be end . Harta, keluarga, and everything . Bekal apa yang akan kita bawa besok  ketika berhadapan dengan-Nya? Tak sepatutnya juga kita doubt His love. Because He never let us go astray. Apa yang akan kita persembahkan untuk-Nya?