Langsung ke konten utama

Penantian



Ketika rasa rindu menyelimuti diriku, 

ku pandang elok dirimu dalam foto yang kau beri sesaat sebelum kau pergi. 

Tapi, semakin ku pandang, semakin aku tak bisa kuasai diriku. 

Rasa rindu yang berkecamuk dalam hatiku tak bisa menahan rasa ingin bertemu.

Adakah surat rinduku ini sampai kepada dirimu? 

Betapa anak manusia dirundung malang hidupnya jika hanya memikirkan belahan jiwanya. 

Kadang aku berpikir mengapa aku dapat bersua dan berkenalan dengan dirimu.

Kalau saja tidak, maka aku tidak akan merasakan rindu yang teramat sangat kepada dirimu. 

Tapi, aku berpikir lagi.

Bukankah ini nikmat dari Sang Maha Cinta yang memberikan rasa cinta kepada hambanya? 

Sehingga para hambanya tidak hanya memikirkan dirinya, tapi juga orang yang dikasihinya. 

Kapan engkau akan pulang?

Sudahkah kau lupa akan daku?

Aih, janganlah bertanya seperti ini. 

Buang jauh-jauh prasangka itu.

Dia pasti akan datang, tapi entah kapan.

Aku hanya bisa menunggu.

Selalu ku sambut pagi diiringi kokok ayam yang bersahutan.

Di ufuk timur mentari membuka cakrawala. 

Ku harap ia juga membuka jalan bagimu untuk pulang. 

Aku menunggumu, sayang.

Kendal, 16 Februari 2014/ 11:16 am
Terinspirasi dari Dewa19/Kangen

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aurora: Gadis Kecil dari Surga

Waktu itu antara bulan Oktober November 2015 (lupa tepatnya kapan), aku diajak temen –mb Ana- nengokin anak temannya yang sedang sakit di RS Dr. Moewardi Solo. Anak yang sakit itu sebut saja namanya Aurora, dia berindikasi memiliki leukimia. Umurnya masih balita, kira-kira tiga tahun. Badannya kurus, karena dia sulit diajak makan. Hari Jum’at itu, yaitu hari di mana kita nengok ke sana dia sedang membutuhkan transfusi darah 5 kantong, dan yang ia butuhkan adalah golongan darah B. Di PMI kebetulan stoknya tidak ada. Sebenarnya golongan darah ayahnya Aurora sama, tetapi karena kondisi fisik yang tidak memungkinkan, ia tidak diperkenankan untuk mendonorkan darahnya. Lalu dengan segala usaha, orangtuanya mencari siapa kira-kira dermawan yang rela mendonorkan darahnya. Ayahnya menghubungi beberapa temennya, yang mungkin bisa membantu anaknya. Mungkin ada 2 atau 3 temannya yang sudah mendonorkan darah ke PMI. Tapi sayang, ketika itu setelah sholat Jum’at ayahnya menanyakan darah yang

Guide Me All The Way

Segala sesuatu yang kita miliki di dunia memang tidak ada yang abadi. Semuanya hanya sementara. " Not to take anything for granted, always try to remember it ." Apa yang kita punya dan kita miliki sekarang this all will be end . Harta, keluarga, and everything . Bekal apa yang akan kita bawa besok  ketika berhadapan dengan-Nya? Tak sepatutnya juga kita doubt His love. Because He never let us go astray. Apa yang akan kita persembahkan untuk-Nya?