Langsung ke konten utama

Tokoh #3 : Muhammad Iqbal

Muhammad Iqbal lahir di Sialkot, salah satu kota tua bersejarah di Punjab, pada tanggal 22 Februari 1873 atau pada bulan Dzulhijjah 1289 H. Nenek moyangnya adalah orang-orang Brahmana dari lembah Kasymir yang telah masuk Islam kira-kira 3 abad sebelum Iqbal lahir. Nenek moyang Iqbal masuk Islam dibawah bimbingan Syah Hamdani, seorang tokoh kaum muslim pada waktu itu. Kakek Iqbal sendiri berasal dari desa Luhar, Kasymir Punjab.
            Muhammmad Rafiq, kakek Iqbal tinggal di Sialkot dengan tiga saudaranya. Salah satunya adalah Syaikh Ramadhan. Ia adalah seorang sufi yang banyak mempunyai karya dalam bahasa Persia. Ayahnya, Muhammad Nur adalah seorang pegawai negeri yang kemudian menjadi pedagang. Ia merupakan seorang muslim yang saleh dengan kecenderungan kepada tasawuf. Kedua orang tua Iqbal terkenal dengan kesalehan dan ketaqwaan mereka.

                Pada waktu kanak-kanak Iqbal, memulai masa pendidikannya  pada ayahnya yang dikenal ulama. Kemudian Iqbal mengikuti pelajaran Al-Quran dan pendidikan Islam secara klasik di maktab. Selanjutnya, Iqbal dimasukkan oleh ayahnya ke Scotch Mission College di Sialkot agar mendapatkan bimbingan dari maulawi Mir Hasan, teman ayahnya yang ahli bahasa Persia dan Arab.

            Pada tahun 1895, Ia pergi ke Lahore, salah satu kota di India yang menjadi pusat kebudayaan, pengetahuan  dan seni. Di kota ini dia bergabung dengan himpunan sastrawan yang sering diundang musya’arah, yakni pertemuan-pertemuan para penyair membacakan sajak-sajaknya. Di kota Lahore ini, sambil melanjutkan pendidikan sarjananya, ia belajar filsafat di Government Collage.
Pada tahun 1897, Iqbal meraih gelar B.A., dengan memperoleh beasiswa dan medali emas karena baiknya bahasa Inggris dan bahasa Arab. Kemudian ia mengambil program M.A. dalam bidang filsafat, dan lulus pada tahun 1899. Pada saat itulah, ia bertemu dengan Sir Thomas Arnold (orientalis Inggris yang terkenal) yang mengajarkan filsafat Islam di College tersebut. Di sini dia menjadi mahasiswa kesayangan Sir Thomas Arnold. Karena pengaruh Mir Hasan dan Sir Thomas Arnold, pemikiran-pemikran Iqbal terbentuk. Dari Mir Hasan, ia dibawa untuk mencintai nilai-nilai Timur, dan dari Thomas Arnold, ia dibawa untuk menghargai disiplin barat.
            Atas nasehat Sir Thomas Arnold, pada tahun 1905 Iqbal berangkat ke Eropa untuk melanjutkan pendidikannya dalam bidang filsafat barat di Trinity College dari Universitas Cambridge sambil menghadiri kuliah-kuliah hukum di Linkoln’s Inn, London. Dari Inggris Iqbal pergi ke Jerman, di mana ia memperoleh gelar Doktor dengan disertasinya The Development of Metapysics in Persia pada tahun 1907, dibawah bimbingan F. Hommel. Selama di Eropa ia bertemu dengan filosof seperti Niezsche, Whitheheade, dan Bergson.
           
Pada tahun 1908, Iqbal, doktor lulusan Universitas Munich Jerman ini kembali ke Lahore, ia bekerja sebagai pengacara dan dosen filsafat. Bukunya  adalah kumpulan dari ceramah-ceramahnya di beberapa Universitas di India dan merupakan karya terbesar di bidang filsafat.
            Pada tahun 1930, ia memasuki bidang politik dan menjadi ketua tahunan Liga Muslim di Allahabad. Dalam Liga Muslim itu ia berkenalan dengan Quaidi Azam Ali Jinnah, pencetus gagasan didirikannya negara Pakistan. Kemudian pada tahun 1931 dan 1932, ia ikut Konferensi Meja Bundar di London yang membahas konstitusi baru bagi India. Pada bulan Oktober tahun 1933, ia jatuh sakit dan bertambah parah setelah istrinya meninggal dunia pada tahun itu pula, dan ia meninggal pada tahun 1938, sekitar 10 tahun menjelang berdirinya Pakistan.
Semasa hidupnya, Iqbal telah menelurkan beberapa karya ilmiah. Karya-karya Muhammad Iqbal dapat dikelompokkan dalam tiga bahasa, yaitu:
1.      Bahasa Persia
Ø  Asrari-Khudi, Lahore 1915. Merupakan karya pertama, dimana Iqbal membicarakan tentang diri manusia (human ego).
Ø  Rumuz-i-Bekhudi, Lahore 1918. Karya ini merupakan tambahan bagi Asrar-i-Khudi dan mambicarakan tentang masalah individu dalam hubungannya dengan masyarakat.
Ø  Zabur-i-Ajam, Lahore 1927. Karya ini terdiri atas dua bagian. Bagian pertama terdiri dari Ghazal. Bagian kedua berjudul kebun mawar baru dari rahasia-rahasia, dirangkai menurut bentuk Gulisyami-Razdari Muhammad Syabistan, sebagai jawaban terhadap sembilan pertanyaan dari seorang sufi.
2.      Bahasa Urdu
Ø  Ilmu al-Iqtisod, Lahore 1903. Karya Iqbal yang pertama dari karyanya yang berbahasa Urdu, membicarakan tentang ilmu ekonomi.
Ø  Bang-i-Dara, Lahore 1924. Kumpulan syair-syair yang berbahasa Urdu.
Ø  Zarb-i-Kalim, Lahore, 1936. Kumpulan syair-syair dimana Iqbal meminjam dan mengecam berbagai aspek dari kehidupan modern.
3.      Bahasa Inggris.
Ø  Development of Metaphysics, London, 1908. Merupakan sumbangan sejarah filsafat Islam, disampaikan dalam bentuk thesis untuk memperoleh titel Ph. D. pada universitas Munchen, diterbitkan oleh Luzac, London, 1908.
Ø  The Reconstruction of Religious Thought in Islam, Lahore, 1934. Dalam buku ini Iqbal mencoba membangun kembali filsafat Islam dengan memerhatikan tradisi-tradisi filosofis yang ada didalamnya dan perkembangan-perkembangan terakhir dalam berbagai bidang pengetahuan.

Referensi: 
 A. Mustofa. 1997. Filsafat Islam. Pustaka Setia: Bandung.
Ayi Sufyan. 2010. Kapita Selekta Filsafat. Pustaka Setia: Bandung.
Nurisman dkk. 2013.  Dinika IAIN Surakarta, 2013. Mailing Address: Sukoharjo.

Rosihon Anwar, Abdul Rozak. 2001. Ilmu Kalam, 2001. Pustaka Setia: Bandung.

Widyastini. 1991. Unsur-Unsur Filsafat Islam. Kota Kembang: Yogyakarta.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aurora: Gadis Kecil dari Surga

Waktu itu antara bulan Oktober November 2015 (lupa tepatnya kapan), aku diajak temen –mb Ana- nengokin anak temannya yang sedang sakit di RS Dr. Moewardi Solo. Anak yang sakit itu sebut saja namanya Aurora, dia berindikasi memiliki leukimia. Umurnya masih balita, kira-kira tiga tahun. Badannya kurus, karena dia sulit diajak makan. Hari Jum’at itu, yaitu hari di mana kita nengok ke sana dia sedang membutuhkan transfusi darah 5 kantong, dan yang ia butuhkan adalah golongan darah B. Di PMI kebetulan stoknya tidak ada. Sebenarnya golongan darah ayahnya Aurora sama, tetapi karena kondisi fisik yang tidak memungkinkan, ia tidak diperkenankan untuk mendonorkan darahnya. Lalu dengan segala usaha, orangtuanya mencari siapa kira-kira dermawan yang rela mendonorkan darahnya. Ayahnya menghubungi beberapa temennya, yang mungkin bisa membantu anaknya. Mungkin ada 2 atau 3 temannya yang sudah mendonorkan darah ke PMI. Tapi sayang, ketika itu setelah sholat Jum’at ayahnya menanyakan darah yang

Guide Me All The Way

Segala sesuatu yang kita miliki di dunia memang tidak ada yang abadi. Semuanya hanya sementara. " Not to take anything for granted, always try to remember it ." Apa yang kita punya dan kita miliki sekarang this all will be end . Harta, keluarga, and everything . Bekal apa yang akan kita bawa besok  ketika berhadapan dengan-Nya? Tak sepatutnya juga kita doubt His love. Because He never let us go astray. Apa yang akan kita persembahkan untuk-Nya?