Langsung ke konten utama

WAKTU

Ini cerita tentang seorang anak yang masih duduk di bangku kelas 3 SD. Kebiasaan dia adalah setiap kali dia sampai sekolah, dia selalu menengok jam di kantor guru. Hal ini dia lakukan  setiap pagi, karena dia sudah merasa bisa membaca jam.

Tetapi ada satu hal yang membuatnya bingung. Tiap kali dia menengok jam di kantor guru selalu jam tujuh tepat. Padahal dia berangkat dari rumah jam tujuh kurang lima menit. “Kok jam di kantor beda ya, sama jam yang ada di rumah?”

 Hal ini dia pikirkan, sampai akhirnya dia bertanya kepada ibunya. “Bu, kok jam di kantor guru, beda ya sama jam di rumah?”

“Memangnya kenapa?” Tanya si ibu.

“Tiap kali aku lihat jam di kantor guru, pasti selalu jam tujuh. Padahal waktu aku berangkat, di rumah masih jam tujuh kurang lima menit.”

Ibunya tersenyum, lalu menjelaskan kepada anaknya. “Berarti kamu berjalan dari rumah ke sekolah butuh waktu lima menit. Jam itu kan berputar. Coba besok kamu tengok lagi jam di kantor guru. Ibu yakin, pasti  tambah lima menit."

Keesokan harinya, dia masih melakukan hal yang sama, menengok jam di kantor guru. Pukul 07.00. Dia tersenyum puas, karena telah menemukan jawabannya. Dia butuh waktu lima menit untuk sampai sekolah. Dan dia juga mengerti sekarang, bahwa waktu itu berputar, waktu itu berjalan. Waktu akan mengiringi setiap nafas hidup ini. Sampai akhirnya waktu akan berhenti, yang entah kapan hal itu akan terjadi, karena dia masih dalam kotak misteri.







Komentar

  1. Kisah sederhana dengan latar waktu dan tempat yang mudah dikenali, namun pesannya luar biasa.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aurora: Gadis Kecil dari Surga

Waktu itu antara bulan Oktober November 2015 (lupa tepatnya kapan), aku diajak temen –mb Ana- nengokin anak temannya yang sedang sakit di RS Dr. Moewardi Solo. Anak yang sakit itu sebut saja namanya Aurora, dia berindikasi memiliki leukimia. Umurnya masih balita, kira-kira tiga tahun. Badannya kurus, karena dia sulit diajak makan. Hari Jum’at itu, yaitu hari di mana kita nengok ke sana dia sedang membutuhkan transfusi darah 5 kantong, dan yang ia butuhkan adalah golongan darah B. Di PMI kebetulan stoknya tidak ada. Sebenarnya golongan darah ayahnya Aurora sama, tetapi karena kondisi fisik yang tidak memungkinkan, ia tidak diperkenankan untuk mendonorkan darahnya. Lalu dengan segala usaha, orangtuanya mencari siapa kira-kira dermawan yang rela mendonorkan darahnya. Ayahnya menghubungi beberapa temennya, yang mungkin bisa membantu anaknya. Mungkin ada 2 atau 3 temannya yang sudah mendonorkan darah ke PMI. Tapi sayang, ketika itu setelah sholat Jum’at ayahnya menanyakan darah yang

Guide Me All The Way

Segala sesuatu yang kita miliki di dunia memang tidak ada yang abadi. Semuanya hanya sementara. " Not to take anything for granted, always try to remember it ." Apa yang kita punya dan kita miliki sekarang this all will be end . Harta, keluarga, and everything . Bekal apa yang akan kita bawa besok  ketika berhadapan dengan-Nya? Tak sepatutnya juga kita doubt His love. Because He never let us go astray. Apa yang akan kita persembahkan untuk-Nya?