Ketika
rasa rindu menyelimuti diriku,
ku
pandang elok dirimu dalam foto yang kau beri sesaat sebelum kau pergi.
Tapi,
semakin ku pandang, semakin aku tak bisa kuasai diriku.
Rasa
rindu yang berkecamuk dalam hatiku tak bisa menahan rasa ingin bertemu.
Adakah
surat rinduku ini sampai kepada dirimu?
Kadang
aku berpikir mengapa aku dapat bersua dan berkenalan dengan dirimu.
Kalau saja tidak, maka aku tidak akan
merasakan rindu yang teramat sangat kepada dirimu.
Tapi,
aku berpikir lagi.
Bukankah ini nikmat dari Sang Maha Cinta yang
memberikan rasa cinta kepada hambanya?
Sehingga
para hambanya tidak hanya memikirkan dirinya, tapi juga orang yang dikasihinya.
Kapan
engkau akan pulang?
Sudahkah kau lupa akan daku?
Aih, janganlah bertanya seperti ini.
Buang
jauh-jauh prasangka itu.
Dia
pasti akan datang, tapi entah kapan.
Aku
hanya bisa menunggu.
Selalu
ku sambut pagi diiringi kokok ayam yang bersahutan.
Di ufuk timur mentari membuka cakrawala.
Ku
harap ia juga membuka jalan bagimu untuk pulang.
Aku
menunggumu, sayang.
Kendal,
16 Februari 2014/ 11:16 am
Terinspirasi
dari Dewa19/Kangen
Komentar
Posting Komentar