“Apa yang kamu inginkan, mintalah
kepada Tuhan. Karena dia Sang Maha Memiliki dan Sang Maha Memberi. Modalnya
hanya percaya. Itu saja. Jika kamu sudah percaya, maka yakinlah, bahwa suatu
saat nanti apa yang kamu minta akan terpenuhi.”
#my_quote_of_the_day
Sejauh kita melangkah dalam hidup kita, pasti tak luput dari
keinginan. Ya. Itu pasti. Keinginan
yang kita miliki bisa
bermacam-macam. Ada yang luar biasa, sedang, atau hal yang paling sepele
sekalipun. Yakin aja, asal itu positif, pasti suatu saat nanti akan terkabul.
Ingat
gak ada kalimat Tuhan yang berbunyi, “Aku menurut prasangka hambaKu.” Jadi,
jika kita yakin kalau hal itu terjadi maka Tuhanpun akan memberi. Tapi, jika
kita udah pesimis, ya udah mo diapain lagi, orang kitanya udah gak yakin
duluan. Salah-salah, hati kita selalu was-was karena resah dan gundah gulana.
Inti dari paragraf ini be optimist friends.
Cara
Tuhan ngasih keinginan atau permintaan memang dari jalan yang tidak kita
sangka-sangka. Selalu ada sureprise dalam detik kehidupan. Cara Tuhan
yang demikian aku suka menyebutnya sebagai keajaiban. Keajaiban dalam hidup,
dia adalah hadiah dari Tuhan untuk hamba-Nya. Memang Tuhan tidak langsung
memberi apa yang kita inginkan. Percaya dan yakin kalau Tuhan tahu tapi menunggu.
Dia tahu kita menginginkan sesuatu, dan Dia menunggu untuk waktu yang tepat dan
dengan cara apa Dia akan memberi apa yang kita inginkan. Seoerti kata leo Tolstoy, Tuhan tahu tapi menunggu.
Kalian
pernah gak merasakan hal yang demikian? Pastinya kan? Kalau kalian pernah, aku
juga pernah kok. Hehehe. Hanya Sharing aja ya friends.
Sebenarnya
dari semua keinginanku memang aku yakini bahwa suatu saat nanti aku bisa
memiliki dan bisa merasakan keajaiban Tuhan. Sekonyol apapun itu, aku yakin
aja. Tapi, sebagai manusia yang memohon suatu keinginan, juga tidak semua hal
dapat terkabul, hanya saja seperti yang aku bilang, Tuhan tahu tapi menunggu.
Bukan saat ini mungkin, tapi entah kapan aku juga tidak tahu. Atau Tuhan akan
memberikan sesuatu yang lebih indah dan lebih baik dari apa yang kita inginkan.
Bukankah Tuhan Maha Mengetahui.
Just sharing. Ada beberapa cerita dari pengalaman aku yang dapat hadiah dari
Tuhan dengan cara yang tak dapat aku sangka dan aku duga.
Waktu
itu aku pengen denger lagu kebangsaan Jepang, Kimigayo. Saat aku tanya ke
ayahku, “Ada gak orang kampung kita yang bisa lagu Kimigayo?” Terus kata
ayahku, “Ada, tapi orangnya udah sakit-sakitan.” “Ya udah deh gak jadi,
kasihan,” jawabku. Dalam hati aku bergumam, “Ya Allah, aku pengen bgt dengerin
lagu Kimigayo. Tapi, siapa yang bisa kutemui dan bisa nyanyi Kimigayo.”
Kebetulan
yang sholat belakangan aku dan nenek itu tiba-tiba cerita tentang perjuangan
Soekarno, Sang Proklamator. Dia bilang kalau dia sangat mengidolakan Bung
Karno. Tak luput pula dia cerita kalau suaminya juga termasuk orang yang ikut dalam
peperangan Ambarawa. (berarti mungkin suaminya termasuk anak buah Kolonel
Isdiman, mungkin). Dia juga cerita kalau dia pernah hidup dalam masa penjajahan
Belanda dan Jepang. Tanpa pikir panjang, aku tanya ke dia, “Nenek hidup waktu
jaman Jepang?”
“Iya,”
jawabnya.
“Kalau
gitu tahu lagu Kimigayo dong nek?”
“Bukan
tahu lagi, tapi hafal.”
“Sampai
sekarang masih hafal?” Si nenek menganggukkan kepala. “Nek, ayo dong nek nyanyi
Kimigayo. Aku pengen dengerin lagu Kimigayo itu kaya’ gimana.”
Lalu
dengan suka cita nenek itu menyanyikan Kimigayo. Dan tak terasa lagu sudah
selesai dinyanyikannya. “Sudah selesai nek?” “Sudah,” jawabnya. Akupun
berkomentar, “Masih bagusan dan syahdu Indonesia Raya ya. Hehehe.” Nenek itu
juga ikut tertawa. See ? Tuhan tahu tapi menunggu.
Waktu
aku SMA ada satu kewajiban yang harus dilakukan oleh murid sekolahku yaitu
bikin karya tulis. Aku dulu mikir mau buat karya tulis tentang apa sejak kelas
1 SMA. Ya, biarpun mikir terlalu dini, tapi itu untuk kebaikan masa kelas dua
bikin karya tulis. Walaupun pada akhirnya yang aku jadiin karya tulis bukan
hasil dari rencana kelas 1. Hehehe.
Adalah
pak Syamsul, guru bahasa Indonesia yang tentunya beliau sangat paham soal
masalah tulis menulis termasuk metode pembuatan dan struktur karya tulis.
Dengan reputasi beliau yang tulisannya juga pernah dimuat di surat kabar, dan
penelitian beliau adalah yang terbaik diantara temen-temen kampusnya, aku jadi
punya keinginan kalau besok aku buat karya tulis yang jadi guru pembimbing aku
adalah pak Syamsul.
Yap, siapa yang tidak mau dibimbing oleh orang yang
benar-benar menguasai bidangnya. Dan, di semester 2 di kelas dua SMA saat
pembagian guru pembimbing, aku mendapat guru pembimbing karya tulis pak
Syamsul. Bukan main bahagianya waktu itu. Coba kalian bayangkan, doa dan
keinginan itu terkabul. Tuhan tahu tapi menunggu.
Lulus
SMA, tidak bisa membuatku langsung kuliah, tapi Tuhan menggariskan hiduku agar
aku kerja dulu sebelum kuliah. Istilahnya, Tuhan ingin memberikan aku jalan
untuk mencari modal materi sebelum aku merantau untuk mencari ilmu.#ehem.
Setiap
kali aku masuk toko, terus terpajang mug di sana, ada keinginan kalau aku ingin
beli mug itu. Sebenarnya kalau mau beli waktu itu juga bisa-bisa aja. Harganya
juga gak mahal-mahal amat. Cuman ya buat apa, kalau di rumah sudah ada gelas,
ada cangkir pula, dan buat apa juga kalau misal di beli kalau cuma buat
pajangan. Lagipula mug itu gak penting-penting amat sie. Hanya perasaan aja
yang pengen bgt punya mug. #kokjadikedengeranngenesyahidupakugakmampubelimug.hahaha.
Gak kaya’ gitu juga sie. Cuman inget aja kalau masih punya mimpi bisa kuliah.
Jadi, duitnya daripada buat beli mug, mending ditabung. Tapi, yang aku heran,
tiap kali lihat mug, bawaannya pengen beli. Cuman ya ditahan itu
tadi.#kokkedengeranngeneslagiya. Hahaha.
Dan
ini jawaban Tuhan atas hamba-Nya yang ngenes ini J Waktu itu ada undangan sarasehan di Secang,
Magelang. Yap, buat nambah pengalaman dan ilmu, why not? Tidak
ada alasan untuk gak datang. Nyampai TKP, sebagai peserta wajib registrasi dulu dong. Nah, yang bikin aku gak nyangka dan menganga adalah setelah registrasi, panitia memberikan souvenir berupa mug. Nikmat Tuhan mana lagi coba yang bakal didustakan. Tuhan tahu tapi menunggu.
ada alasan untuk gak datang. Nyampai TKP, sebagai peserta wajib registrasi dulu dong. Nah, yang bikin aku gak nyangka dan menganga adalah setelah registrasi, panitia memberikan souvenir berupa mug. Nikmat Tuhan mana lagi coba yang bakal didustakan. Tuhan tahu tapi menunggu.
Nah,
itu dia beberapa kisah antara aku, keinginanku dan Tuhanku. Hal yang kecil saja
bisa dikabulkan, apalagi hal yang besar. Itu mudah untuk Allah lakukan. الحمد لله . Segala puji bagi Allah,
Tuhan semesta alam. Maha Pemberi. Aku jadi teringat akan temenku, Yayuk, yang
waktu itu dia bilang “انّ الله
غني. Allah itu kaya, jadi minta aja sama Allah
kalau kamu butuh sesuatu. Pasti di kasih kok.” So, trust and believe
!
Allah berkehendak atas hambanya..... alkhamdulillah kisah yang sungguh ispiratif. insyaAllah memberi pencerahan... ..
BalasHapus:-)
Amiin...
Hapusterimakasih atas komentarnya, ^_^
jangan berhenti berharap, karena itu hanya milik 507, hehe