Tahun lalu, sekitar bulan April, di kampusku IAIN Surakarta, bagian Pusat Bahasa dan Budaya telah menyelenggarakan Baca Puisi dan Dialog bersama Elizabeth D Inandiak dari Perancis. Acara yang diselenggarakan di gedung pendidikan ini dimeriahkan oleh UKM JQH (Jami’iyah Qurat wa Hufat) yang menampilkan kesenian hadlroh dan tari Merak dari mahasiswi jurusan Bahasa.
Ketika ditanya tentang mengapa memilih untuk mempelajari budaya Jawa terutama sastra, yang terkadang orang Jawa sendiri tidak tertarik untuk mempelajarinya, jawaban yang diberikan adalah karena dia cinta terhadap budaya Jawa terlebih saat bertemu dengan Ir. Rosyidi yang telah mengenalkan Serat Centhini kepadanya. Karena menurutnya dengan cinta itulah dia dapat bertransformasi untuk menggali budaya Jawa lebih mendalam terutama sastra.
Di
akhir acara, panitia penyelenggara mengadakan sesi potong tumpeng sebagai rasa
syukur karena dapat menyelenggarakan acara di gedung baru, dan ini adalah acara pertama yang diadakan. Pemotongan tumpeng dilakukan oleh ketua bagian PBB (Pusat Budaya
dan Bahasa) yaitu bapak Abdullah Faishal. Dan seperti biasa, bagian paling akhir adalah pemberian
souvenir kepada pembicara, Elizabeth, dan moderator yang juga seorang
budayawan, dan tak ketinggalan pula foto bersama.
Begitu juga dengan aku dan temanku yang tidak melewatkan kesempatan untuk foto bareng dan minta tanda tangan Elizabeth plus no hp. #asik gak tuh. Karena, kapan lagi bisa ketemu . . . Hehehe. Tapi sayang banget foto dengan Elizabeth belum bisa dishare ke temen-temen semua, karena entah nyelip di mana. #kasian bgt. Tapi paling gak, sampai sekarang antara aku dan Elizabeth tetap komunikasi lewat via e-mail. Ada hikmahnya juga. :-)
Untuk yang terakhir, aku hanya ingin bilang, jangan lupakan sejarah dan budaya kita. Karena seperti halnya Serat Centhini, it is original story from java. Tapi kita baru bisa menikmati cerita tersebut setelah digubah ke bahasa Perancis. Miris, bukan?
^_^
Begitu juga dengan aku dan temanku yang tidak melewatkan kesempatan untuk foto bareng dan minta tanda tangan Elizabeth plus no hp. #asik gak tuh. Karena, kapan lagi bisa ketemu . . . Hehehe. Tapi sayang banget foto dengan Elizabeth belum bisa dishare ke temen-temen semua, karena entah nyelip di mana. #kasian bgt. Tapi paling gak, sampai sekarang antara aku dan Elizabeth tetap komunikasi lewat via e-mail. Ada hikmahnya juga. :-)
Untuk yang terakhir, aku hanya ingin bilang, jangan lupakan sejarah dan budaya kita. Karena seperti halnya Serat Centhini, it is original story from java. Tapi kita baru bisa menikmati cerita tersebut setelah digubah ke bahasa Perancis. Miris, bukan?
^_^


Komentar
Posting Komentar