Langsung ke konten utama

Belajar bersama Elizabeth D Inandiak











Tahun lalu, sekitar bulan April, di kampusku IAIN Surakarta, bagian Pusat Bahasa dan Budaya telah menyelenggarakan Baca Puisi dan Dialog bersama Elizabeth D Inandiak dari Perancis. Acara yang diselenggarakan di gedung pendidikan ini dimeriahkan oleh UKM JQH (Jami’iyah Qurat wa Hufat) yang menampilkan kesenian hadlroh dan tari Merak dari mahasiswi jurusan Bahasa.

Dalam acara tersebut, Elizabeth membacakan puisi yang berjudul kekasih yang tersembunyi. Puisi tersebut menceritakan tentang sepasang pengantin. 

Ketika ditanya tentang mengapa memilih untuk mempelajari budaya Jawa terutama sastra, yang terkadang orang Jawa sendiri tidak tertarik untuk mempelajarinya, jawaban yang diberikan adalah karena dia cinta terhadap budaya Jawa terlebih saat bertemu dengan Ir. Rosyidi yang telah mengenalkan Serat Centhini kepadanya. Karena menurutnya dengan cinta itulah dia dapat bertransformasi untuk menggali budaya Jawa lebih mendalam terutama sastra.

Elizabeth, “menggubah” karya ini (Serat Centhini) ke dalam bahasa Perancis dengan judul Les Chants De L’ile a Dormir Debout: Le Livre De Centhini (2002) yang mendapat sambutan hangat di negara itu, bahkan koran paling bergengsi Le Monde memberikan ruang luas untuk mengulas buku ini. Dengan kata lain teks asli Serat Centhini yang berbahasa Jawa diterjemahkan oleh Elizabeth ke dalam bahasa Perancis, baru kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Sekarang pembaca Indonesia bisa menikmatinya, karena buku ini telah diterjemahkan lengkap ke dalam bahasa Indonesia.

Di akhir acara, panitia penyelenggara mengadakan sesi potong tumpeng sebagai rasa syukur karena dapat menyelenggarakan acara di gedung baru, dan ini adalah acara pertama yang diadakan. Pemotongan tumpeng dilakukan oleh ketua bagian PBB (Pusat Budaya dan Bahasa) yaitu bapak Abdullah Faishal. Dan seperti biasa, bagian paling akhir adalah pemberian souvenir kepada pembicara, Elizabeth, dan moderator yang juga seorang budayawan, dan tak ketinggalan pula foto bersama.  

Begitu juga dengan aku dan temanku yang tidak melewatkan kesempatan untuk foto bareng dan minta tanda tangan Elizabeth plus no hp. #asik gak tuh.  Karena, kapan lagi bisa ketemu . . . Hehehe. Tapi sayang banget foto dengan Elizabeth belum bisa dishare ke temen-temen semua, karena entah nyelip di mana. #kasian bgt. Tapi paling gak, sampai sekarang antara aku dan Elizabeth tetap komunikasi lewat via e-mail. Ada hikmahnya juga. :-)

Untuk yang terakhir, aku hanya ingin bilang, jangan lupakan sejarah dan budaya kita. Karena seperti halnya Serat Centhini, it is original story from java. Tapi kita baru bisa menikmati cerita tersebut setelah digubah ke bahasa Perancis. Miris, bukan?


^_^



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berbagi Itu Indah

 

Semarang on Christmast Day: Memory on Des 25, '14

nemu temen baru... ;-) Traveling pakai kendaraan pribadi itu udah biasa, yang luar biasa kalau traveling pakai kendaraan umum dan lebih amazing­ -nya lagi, kita belum pernah menapakkan kaki di tempat tersebut. Sekali-kali keluar dari zona nyaman kenapa tidak :D Sebenarnya, perjalanan ini udah tahun kemarin waktu tanggal 25 Desember 2014. Tapi, baru bisa bagi pengalamannya sekarang :D Waktu itu kita mengunjungi tiga tempat, yaitu Kota Lama, Lawang Sewu, dan Klenteng Sam Poo Kong. Kalau aku pribadi, untuk ke Semarang,   ini bukan pertama kali, sudah berkali-kali. Yang buat jadi pertama kali adalah ini pakai kendaraan umum. Biasanya rombongan gitu, jadi gak ikutan mikir rute. Terserah sopirnya mau bawa ke mana. Untuk itulah perjalanan kali ini wajib mengandalkan GPS atau tanya ke orang biar kita gak tersesat :D Dari Kartasura ke Semarang, kita turun di terminal Terboyo. Wisata terdekat dari sini yaitu Kota Lama. Buat temen-temen yang traveling ke Semarang pakai kend...

Unforgetable: Sheila on 7 Concert

Tulisan ini sebagai memori di 23 Desember 2015 sekaligus sebagai ucapan terimakasih buat temenku , Emud, yang udah bayarin nonton konser Sheila on 7. :-D Aku sendiri sebenarnya gak terlalu suka nonton konser. Alasannya simpel. Gak pengin desek-desekan, dan nonton konser itu kita gak terlalu jelas lihat penyanyinya when he/she sings on the stage . Apalagi yang dapat tempat belakang. Akhirnya sama juga lihatnya lewat layar. Kalau udah begitu, mending nonton di TV atau di Youtube. Haha. Ini bukan yang pertama si, actually . Waktu 2014 juga pernah nonton perform dari hip hop ambassador dari Amerika.  Yeah, I love hip hop music, cz I like rapp so much . Dan nontonnya pake duduk kaya’ kelas VIP, so i was ok with it . Hehe. Tapi, nonton konser itu ada kebahagiaan tersendiri sebenarnya. Dan rasa itu seperti kita telah menghargai karya orang lain dengan menonton perform nya (nonton langsung). ***